Text
Soekarno Kuantar Ke Gerbang
Ingatan itu masih tertera jelas. Sosok mungil dengan sekuntum bunga warna merah tersunting di sanggulnya. Hingga bertahun-tahun, sosok itulah yang hidup dalam benak Soekarno. Inggit bukan sekedar kekasih. Dalam dirinya, Soekarno menemukan kawan sekaligus ibu. Di dalam rengkuhan perempuan sederhana itu, dia bertumbuh menjadi seorang pejuang yang tangguh. Mereka melewati beragam peristiwa. Masa-masa pembuangan di Ende dan Bengkulu menjadi saksi ketabahan Inggit. Perempuan yang tak bisa baca tulis ini memompa semangat Soekarno dalam caranya sendiri. Tiada jemu bibirnya melontarkan kata-kata yang menyejukkan hati sang ksatria muda tatkala putus asa menyerang. Tiada lelah pula ia mengingatkan akan mimpi besar yang harus dikejar tatkala kecemasan datang membanyangi. Sungguh, inggit menawarkan cinta yang tulus
| P00182S | 813 RAM s | Judul Seri Buku | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain